BAB I
PENDAHULUAN
Agama merupakan suatu sistem keyakinan yang dianut melalui
tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam
menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini
sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi
manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat.
Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai
yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi
pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat
tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan
ajaran-ajaran agamanya. Di dunia ini setidaknya ada 14 agama yang telah dikenal
secara umum, yaitu: agama Hindu, Buddha, Jain, Tao, Konghucu, Zoroaster,
Shinto, Yahudi, Kristen, Islam, Sikh, dan Baha’i.
Ragam agama dan madzhab itu laksana ratusan sungai yang mengalir
dari berbagai penjuru arah, melewati berbagai daratan, lembah, dan pegunungan
yang berbeda-beda , namun muaranya satu yakni samudra. Bila kita dekati setiap
sungai jumlahnya bahkan mencapai ribuan, kita akan menemukan keunikan dan
karakter tersendiri. Masing-masing sungai itu memiliki nama, kedalaman, panjang
dan wilayah sendiri.[1]
Berbincang mengenai Yahudi ialah sebuah istilah yang sedikit rancu
sebab bisa merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Jika dilihat
berdasarkan agama, istilah ini merujuk kepada umat agama Yahudi, tidak peduli
apakah mereka keturunan Yahudi atau tidak. Berdasarkan etnisitas, kata ini
merujuk kepada keturunan Ya’qub, anak Ishaq, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah.
Etnik Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak memegang kepada agama Yahudi
tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi ialah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Hal-hal
yang terkait agama Yahudi akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi
Yahudi. Disamping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama
Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya ini.Pada
akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang
liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah
membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri
mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama
tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka
menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan
berayah Yahudi.
BAB II
PEMBAHASAN
Ø Pengertian Agama Yahudi
Sebelum terlalu jauh berbicara
tentang agama Yahudi, disini kita perlu mengetahui hakikat dari agama itu
sendiri. Sampai saat ini minat orang untuk mengkaji agama tidak pernah surut.
Agama merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Agama merupakan fenomena
universal Karena ditemukan di setiap masyarakat. Eksistensinya sudah ada sejak
zaman prasejarah. Para filsuf pada waktu itu sudah mempertanyakan mengenai
factor-faktor penyebab utama (causa prima) alam semesta[2]. Berbagai
disiplin ilmu yang berkembang di zaman modern ini semakin banyak mencurahkan
perhatian pada masalah-masalah yang berkaitan dengan agama. Dikalangan ahli ilmu-ilmu
social dan humaniora tercatat nama-nama besar seperti Robert N. Bellah, Robert
Wuthnow, Branislaw, dll[3].
Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga
dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling
banyak keturunannya, yakni Yehuda. Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang
warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi, dan
begitupula dengan keseluruh penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama
pula. istilah yahudi diambil dari keturunan Yakub, Yakub memiliki empat istri
yaitu Lea, Rahel, Zilpa, dan Bilha. Dari Lea, Yakub memiliki anak Ruben,
Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. dari Rahel, Yakub mempunyai anak
Yusuf, dan Benyamin. dari Zilpa, Yakub mempunyai anak Gad, dan Asyer sedangkan
dari Bilha, Yakub mempunyai anak Naftali, dan Dan. Nah, dari salah satu anak
Yakub dari istri Lea itulah yang bernama Yehuda, istilah Yahudi dinisbahkan.
Ø Sejarah Agama Yahudi
Sejarah lahirnya agama yahudi tidak bisa dipisahkan dari sejaraha
bangsa Yahudi. Pada tahun 1900 SM, Ibrahim atau Abraham bersama pengikutnya
melarikan diri dari Mesopotamia yang menghindari tekanan dari penguasa dzalim,
yaitu Raja Namrud[4].
Lalu, orang-orang ini disebut Ibrani, yang berarti orang yang menyeberang.
Pemilihan nama ini muncul Karena saat Ibrahim hijrah dari Mesopotamia ke
Kan’an, ia harus melewati Sungai Eufrat. Sejak itu, kelompok ini dan
keturunannya menjadi suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibrani.[5]
Nah, orang-orang Yahudi secara geografis merupakan tetangga dekat
orang-orang Arab dan dari sisi ras merupakan saudar terdekat mereka. Gambaran
bahwa orang Ibrani berasal dari gurun banyak diungkap dalam perjanjian lama.
Bahasa ibrani dan arab, seperti yang telah kita ketahui bersama berasal dari
rumpun Bahasa yang sama, rumpun Semit.[6]
Agama Yahudi, sebagai
agama Samawi, merupakan salah satu agama yang terbesar di dunia. Agama ini
berpusat di daerah Israel ( Palestine ). Dalam bahasa Inggris, orang Yahudi
disebut Jews dan
pemeluknya disebut Judaism. Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi
itu adalah agama yang dihasilkan oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel
yang sudah melalui masa sekian lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan
watak pembawaan bangsa Israel itu sendiri.
Bangsa Yahudi, menurut
sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa campuran berbagai unsur ( mixed race ) yang dipersatukan oleh satu
nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan
wilayah untuk tinggal, bangsa ini melakukan peperangan dengan penduduk pribumi.
Salah satunya berperang dengan penduduk Kananiah ( Palestine ). Dasar pemikiran
dan tingkah laku Yahudi adalah Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak
diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, posisi
agama Yahudi sebagai agama samawi, seakan berubah menjadi organisasi rahasia.
Sejarah agama Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa ( 4000 tahun yang lalu ).
Dalam paham agama Yahudi,
mereka memiliki semacam keyakinan akan “ Goya “. Goya, atau dalam bahasa
Ibraninya disebut “ Gentiles “, merupakan keyakinan bahwa mereka diciptakan
sebagai bangsa ( umat ) pilihan Tuhan, dan bangsa lain diciptakan Tuhan untuk
melayani Yahudi semata. Dalam Protokol – protokol Pendeta Zionis, istilah ini
disebut Yahudi dan Yoyeem ( umami ).
Agama Yahudi, dalam
kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa keyakinan seperti tentang akan
datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun ritual – ritual ibadahnya. Yahudi (
Judaism, Yudaisme ), tidak dapat dijelaskan semata – mata dalam konteks sebuah
keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa, Bangsa Israel.
Mendefinisikan Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa masalah,
karena Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa, Yahudi
Afrika dan juga Yahudi – Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya dimana
mereka tinggal. Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi, yang terbanyak adalah
dari keturunan Israel ( Ya’kub ).
Tradisi keagamaan Yahudi
berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan para nabi dan rabi
mereka, dengan konsep – konsep Ketuhanan dan moral yang terus menerus
diwariskan dan dimatangkan. Tema sentral agama Yahudi
adalah hubungan manusia dengan Tuhannya melalui perjanjian yang ditetapkannya.
Tuhan adalah Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang mendengarkan dan
menyelamatkan hamba – Nya. Tuhan mempunyai banyak nama dalam agama Yahudi.
Seperti The Strong One ( Maha Kuat ), El Shaddai ( Maha Kuasa ), El Olom ( Maha Kekal ), El Khai ( Maha Hidup ), El Elyon ( Maha Tinggi ), Elohim ( Tuhan ), Adon ( Penguasa ), Adonay Tzivaot ( Penguasa Segala Pasukan ), Melekh ( Maha Mengatur ).
Ajaran ke-Esaan Tuhan
menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henotis menuju
kepercayaan yang mengakui ke-Esaan Tuhan. Ketika Yahudi masih menganut
kepercayaan animisme, roh – roh nenek moyang mereka sembah, yang kemudian dalam
tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata “ Hebrew “, yang berarti Tuhan,
merupakan kata yang berasal dari kata “ eloh / elohim “. Tiap kabilah dari
Yahudi, dahulu, mepunyai “ eloh “ sendiri – sendiri. Dan akhirnya, penganut
Yahudi mengakui “ elohim “ dari bukit Sina, yakni “ YeHoVah “. YeHoVah kemudian
menjadi Tuhan nasional Yahudi, dan “ eloh – eloh “ yang lain tidak diakui lagi.
Ø Ajaran Agama Yahudi
Menurut kitab
Perjanjian Lama, Tuhan telah melakukan dialog langsung dengan Musa. Pada waktu
Musa masih di Mesir, dia sudah menerima perintah-perintah Tuhan dan
mu’jizat-mu’jizat. Setelah keluar dari sana, inti ajaran Yahudi diturunkan
kepada Musa di gunung Tursina (tentang “Sepuluh Firman Tuhan”). Pada masa ini pula
ditetapkan ajaran-ajaran yang berhubungan dengan upacara-upacara seperti puasa,
korban, sembahyang dan lain-lain.
a.
Ajaran tentang Tuhan
1.
YeHoVah
sebagai Tuhan
Dalam naskah
Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan 4 huruf mati (YHWH), karena dianggap terlalu
suci maka umat Yahudi menggantinya dengan (edoney) selanjutnya huruf mati yang
sudah ada ditambah dengan huruf-huruf hidup “e-o-a” sehingga bacaannya menjadi
“YeHoVa”.
2.
Sifat-sifat
YeHoVah
3.
YeHoVah
sebelum Haikal Sulaiman Berdiri
Fase pertama, mereka
tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH sebagai satu –
satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular yang
dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud.
4.
YeHoVah
pada Waktu Haikal
Pada masa ini, mereka (
Yahudi Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu –
batu berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh
dan disitu pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat
terpancangnya kepala anak lembu.
5.
YeHoVah
sesudah Haikal
Umat Yahudi pada masa ini
tetap saja seperti masa – masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka
untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali diantara mereka yang mendengarkannya.
Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat ( bersekutu
dengan Raja Cyrus, Raja Persi ). Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel
tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para
nabinya.
6.
Perjanjian
YeHoVah
Perjanjian yang
dimaksud disini adalah “ikatan antara YeHoVah dengan bani Israel yang berakar
dalam kesetiaan YeHoVah”. Perjanjian ini bersifat sangat eksklusif, artinya
orang Israel tidak boleh menyembah Ilah yang lain disamping YeHoVah dan
sebaliknya Israel oleh Tuhan akan dijadikan bangsa pilihannya.
7.
Pilihan
YeHoVah
Ada
anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asas pokok, yaitu keEsaan
Tuhan dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew
20 : 24 – 26 :
“ Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada
segala bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi – Ku, karena
Aku ini Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada
segala bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umat – Ku “. Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 – 8 :
“ Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi
YeHoVaH, Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVaH, Tuhanmu, agar
engkau menjadi bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan
berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “.
Dengan
dasar ini, mereka membandingkan dirinya ( Israel ) dengan bangsa lain seperti
manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan bangsa
lain sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada
kenyataannya, Bangsa Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan,
justru melakukan hal – hal yang tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya.
Mereka memberontak, membelakangi Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke
kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan, namun di saat lain mereka menyembah
berhala.
Ø Pembawa Ajaran Agama Yahudi
Ajaran agama Yahudi dibawa oleh
Musa, yakni ketika Tuhan menurunkun Taurat kepadanya. Musa diutus oleh Tuhan
untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir sekaligus menuntun
mereka pada tanah perjanjian yang
dijanjikan oleh Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kan’an. Musa dilahirkan di
Mesir pada tahun 1593 SM. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, menurut
silsilahnya adalah putra Amram bin Kehat bin Lewi bin Ya’qub. Sedangkan ibunya
bernama Yokhebet (Yukabat), dia memiliki dua orang kakak yaitu Miryam dan
Harun. Musa lahir pada saat kepemimpinan Fir’aun, ketika itu Bani Israel
diperlakukan sewenang-wenang olehnya dan juga diperintah untuk membunuh setiap
bayi laki-laki yang baru lahir. Saat Musa dilahirkan orang tuanya merasa
bahagia, namun disisi lain ketakutan melandanya dikarenakan adanya
undang-undang untuk membunuh setiap bayi laki-laki, oleh karenanya ibu Musa
menyembunyikannya.
Karena rasa takutnya, akhirnya ibu
Musa menghanyutkan bayi kecil itu ke sungai Nil, hingga akhirnya ditemukan oleh
Putri Fir’aun. Karena ketertarikannya dan rasa sayangnya akhirnya bayi itu
dibawa ke istana agar tidak terbunuh. Ia pun memohon izin kepada ibunya untuk
dapat membesarkan bayi itu, ibunyapun memberi izin. Namun tidak begitu dengan
Fir’aun ia tetap tidak setuju, akan tetapi dengan bujukan dari sang istri
akhirnya iapun memberi izin. Musa pun dibesarkan dilingkungan kerajaan hingga
akhirnya ia dikenal sebagai pangeran Musa bin Fir’aun.
Dalam perjalanan hidupnya Musa
melewati berbagai rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandate
sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel.
Ø Kepercayaan terhadap Juru Selamat
Martabat bangsa Yahudi yang lebih
tinggi dibandingkan bangsa-bangsa lain membuat mereka percaya akan adanya
seorang “juru selamat”. Penyelamat itu mereka gambarkan sebagai Al-Masih yang
ditunggu, yakni utusan dari langit dan pemimpin yang akan mencurahkan segala petunjuk
dan pengajaran sehingga mereka mencapai kemuliaan dan menjadi yang dipertuan di
muka bumi.
Menurut mereka Al-Masih yang ditungu
itu bukanlah manusia biasa melainkan seorang sakti yang dijadikan Tuhan jauh
sebelum sejarah manusia, dan berada di langit sampai saatnya diutus ke bumi.
Nanti tatkala diutus Tuhan memberinya kekuatan. Ia bergerak juga “anak
manusia”, karena akan muncul dalam bentuk manusia yang memiliki tabiat campuran
antara tabiat manusia dan tabiat Tuhan. Ada juga diantara mereka yang menganggap
bahwa Al-Masih yang ditunggu adalah seorang Raja, penakhluk yang berjaya,
berasal dari keturunan Daud dan bernama “anak Allah”. Ia akan datang untuk
mengembalikan Israel kepada kebesaran, mempersatukan mereka yang terpecah dan
terserak-serak untuk menjalankan hukum-hukum Taurat sebaik-baiknya. Yang lain
meyakini bahwa siapa saja yang bertindak atas musuh-musuh Israel walaupun ia
bukan keturunan Daud, pada hakekatnya Al-Masih juga; dan bila Al-Masih
penakhluk dan pejuang yang telah lama mereka tunggu tidak datang-datang juga
maka merekapun memikirkan Al-Masih yang lain yang mungkin seorang tokoh
pembaharu social atau seorang yang sangat adil dan bahkan juga mungkin seorang
suci atau negarawan besar dikalangan mereka.
Ø Sistem Kepercayaan Agama Yahudi
Inti ajaran agama Yahudi dikenal
dengan “Sepuluh Firman Tuhan” (Ten Commandments atau Decalogue). Kesepuluh
ajaran Tuhan tersebut diterima oleh nabi Musa di bukit Sinai (Tursina) langsung
dari Tuhan. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Trier Religion
and Culture, firman Tuhan itu oleh Musa langsung ditulis di atas sobekan
kulit-kulit binatang atau di atas batu.[7]
Sepuluh firman tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Aku
adalah Tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah
Mesir, keluar dari rumah belenggu, kamu tidak mempunyai Tuhan lain kecuali aku.
2.
Kamu
tidak boleh membuat persamaan atau menyatakan segala sesuatu yang ada di langit
sebelah atas, atau di atas bumi, atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah
bumi, dengan Tuhanmu.
3.
Kamu
tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu (menyebut Tuhanmu dengan sia-sia).
4.
Ingatlah
hari Sabat, untuk disucikannya.
5.
Hormatilah
ayah dan ibumu.
6.
Kamu
dilarang membunuh.
7.
Kamu
dilarang mencuri.
8.
Kamu
dilarang bersaksi palsu.
9.
Kamu
dilarang berbuat zina.
10.
Kamu
dilarang bernafsu loba-tamak terhadap milik orang lain.
Dari keseluruhan Firman Tuhan diatas, didalamnya sudah terkandung
aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum, dan etika agama Yahudi. Berikut uraian
beberapa system kepercayaan agama Yahudi berdasarkan kitab mereka :
-
Konsep
Ketuhanan
Dalam sejarahnya, agama Yahudi merupakan agama pertama yang
mengajarkan bahwa Tuhan ialah Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan
tuhan kepada Musa. Dan keesaan Tuhan ini diyakini sudah diajarkan kepada
nabi-nabi sebelumnya. Ketika masyarakat Yahudi masih mempercayai dan menyembah
roh-roh nenek moyang mereka dan kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi
dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya Ilah, jamak dari kata
Eloh, yaitu Elohim.
Meskipun dalam poin kedua dari sepuluh Firman Tuhan mengandung
pengertian bahwa Tuhan bangsa Yahudi tidak dibatasi, dikurangi, atau disifati,
tetapi dalam kitab-kitab Taurat, Tuhan tetap disifati dalam satu gambaran yang
menyerupai sifat-sifat manusia (antropomofisme). Misalnya, Tuhan mempunyai
bibir, lidah, tangan, dan lain-lain. Selain itu, Tuhan juga disifati
antropopatisme yaitu menyamakan perasaan Tuhan dengan manusia (membenci,
menertawakan, menyesal, dan sejenisnya).
Kepercayaan
Bani Israel terhadap YeHoVah terbagi atas beberapa kategori:
a.
Fase
YeHoVah sebelum Haikal Sulaiman (menukar kepercayaan dengan anak lembu dan ular
ynag mereka anggap suci)
b.
YeHoVah
pada waktu Haikal (meyakini bahwa YeHoVah adalah Tuhan YME, tetapi hanya untuk
kalangan Bani Israel), yakni ketika Sulaiman membangun Haikal sebagai tempat
beribadah Bani Israel.
c.
YehoVah
sesudah Haikal, sewaktu Haikal yang dibangun Sulaiman dihancurkan oleh raja
Babilonia, Nebukadnazer, dan membuang orang-orang Yahudi ke Babilonia, mereka
sempat berpikir YeHoVah bersama mereka ataukah tetap di Palestina. Kemudian,
mereka meyakini bahwa YeHoVah selalu bersama mereka dimanapun mereka berada.
-
Konsep
tentang Penciptaan
Konsep penciptaan alam semesta beserta isinya menurut agama Yahudi
disebutkan dalam kitab kejadian (Genesis), yang merupakan kitab pertama dari
ajaran Yahudi. Dalam kitan ini dikisahkan bahwa pada awalnya, Tuhan menciptakan
langit dan bumi dengan berkata, “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Dalam
masa 6 hari, Tuhan menciptakan langit, darat, laut, tumbuhan, matahari, bulan,
serta binatang dan manusia. Kemudian, Tuhan kembali berkata, “Beranakcuculah
dan bertambah banyak”. Pada hari ketujuh, Tuhan beristirahat dan menguduskannya
sebagai hari Sabat.
-
Konsep
tentang Manusia
Agama yahudi mempercayai bahwa kesempatan hidup di dunia terbatas.
ibarat rerumputan yang tumbuh pada pagi hari dan sore hari dipotong habis dan
lenyap tak berbekas. namun meskipun manusia sangat lemah, manusia memiliki
derajat yang tinggi bahkan hampir sejajar dengan malaikat apabila ia menaati
perintah Tuhannya.
Manusia dalam pandangan agama Yahudi:
a.
Manusia
adalah makhluk yang memiliki dua sisi kelemahan dan keistimewaan
b.
Kehidupan
manusia di dunia sangatlah hina jika dibandingkan kehidupan surgawi
c.
Manusia
hidup di dunia sangat singkat
d.
Asal-usul
manusi sebenarnya sangat mulia, namun manusia sering terperosok dalam jurang
kehinaan
e.
Manusia
adalah makhluk yang mempunyai kehendak bebas, sehingga ia dapat menentukan apa
yang ia inginkan melalui usahanya.
Manusia menurut agama Yahudi adalah mereka yang berdominan di Bumi
dan manusia memiliki sifat bertindak sesuai dengan inisiatfnya sendiri. Manusia
memiliki kebebasan dalam gerak ruang dan waktu namun manusia tidak mampu
mengubah kekuasaan Tuhan, artinya manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan
mengadakan hubungan, cinta, dan kasih.
-
Konsep
tentang Etika
Konsep etika dalam agama Yahudi banyak dijelaskan dalam kitab suci
mereka, dalam kitab para rabbi juga dijelaskan beberapa konsep etiak
sebagaimana berikut:
a.
Get
the other guy before he gets you (pertahanan diri)
b.
Don’t
take apity on your enemies (jangan kasihan pada musuh-musuhmu)
c.
Only
take care of your own folks (jagalah sanak keluargamu)
Ketiga prinsip
tersebut merupakan prinsip yang masih dipegang oleh sebagian besar penganut
agama Yahudi. Jadi, secara umum menurut kaum Yahudi, etika merupakan aspek
kunci non-literatur rabinik hukum, yang dikenal sebagai Aggadah.
-
Konsep
tentang Eskatologi
Dalam Perjanjian Lama, konsep eskatologi terbentuk pada masa
pembuangan yang dipelopori oleh Deutero-Yesaya dengan mengangkat topik utama
berupa pengharapan akan datangnya zaman baru yang berbeda dengan sekarang.
Dikatakan bahwa zaman ini adalah kegelapan
dan dikuasai oleh dosa, sedangkan zaman yang akan datang merupakan
“zaman kemurahan” dan “hari keselamatan”.
Ø Praktik Keagamaan dan Ritual Agama
Yahudi
Untuk penebusan dosa-dosa mereka,
umat Yahudi melakukan peribadatan
diantaranya:
1.
Sembahyang Tiga Kali Sehari
Penganut agama Yahudi melaksanakan sebanyak tiga kali sehari yakni,
pagi (mulai terbit fajar sampai sepertiga siang), siang (setelah matahari
condong ke barat smpai terbenam), dan malam (ketika malam tiba sampai terbitnya
fajar).
Dalam pelaksanaannya boleh dilakukan sendiri ataupun berjama’ah,
sedang tata caranya mirip dengan shalatnya orang islam. Didalamnya juga
terdapat ruku’, sujud, dan menyimpan tangan di dada hanya saja yang dibaca
adalah ayat-ayat Taurat dan Talmud.[8]
2.
Ibadah Puasa
Menurut pendapat Yahudi, ibadah puasa hanya dijalankan pada saat
berkabung, duak cita, dan kemalangan (Samuel I 13:13) disebutkan bahwa Nabi
Daud menjalankan puasa 7 hari ketika putranya yang masih kecil sakit. Dalam
agama Yahudi terdapat dua puasa utama dan empat puasa kecil yang merupakan
bagian dari tahun Yahudi, ibadah puasa tersebut ialah:
a.
Dua
Puasa Utama yaitu sebagai berikut:
-
Puasa
Yom Kippur yaitu puasa hari perdamaian untuk penebusan setiap dosa selama
setahun dan memulihkan jiwa agar kembali bersih.
-
hisha
B’Av, dilakukan untuk memperingati kekalahan kedua Kerajaan Yahudi atas Raja
Babilonia (Nebukadnezar) pada tahun 586 SM.
Kedua puasa tersebut berlangsung selama 24 jam, dimulai sejak
sebelum matahari terbenam sampai setelah matahari terbenam berikutnya. Puasa
ini hukumnya wajib dan bagi orang yang melkasanakannya dilarang makan, minum,
menyisir rambut, bahkan tidak boleh Mandi.
b.
Puasa
Kecil, dilakukan untuk memperingati tragedy nasional (dari mulai fajar sampai
malam) dan yang berpuasa diperbolehkan sarapan sebelum matahari terbit. Puasa
kecil tersebut adalah sebagai berikut:
-
Puasa
gedalya, yaitu 3 bulan Tishri yang ditujukan untuk memperingati pembunuhan
Gubernur Yahudi Israel.
-
Puasa
tebet, yaitu pada 10 bulan Tebet untuk memperingati peristiwa Holocaust dimana
sejumlah enam juta orang Yahudi diklaim tewas.
-
Puasa
ester, yaitu pada 13 bulan Adar.
-
Puasa
tammuz, yaitu puasa pada 17 bulan Tammuz (hari diimana dinding Yerusalem
dilanggar).
3.
Ibadah Korban
Ibadah korban
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.
Korban Perdamaian
Korban perdamaian merupakan korban yang dilakukan demi meminta
perdamaian bagi dosa-dosa (yang tidak disengaja). Korban ini terdiri atas :
-
Penghapusan
dosa, korban yang dipersembahkan pada hari perdamaian besar untuk menebus dosa
para imam dan segenap bangsa Israel.
-
Penebusan
dosa, korban ini mirip korban penghapusan dosa, hanya saja korban ini dilakukan
oleh pencuri, tidak memenuhi syarat pada YeHoVeh, atau tidak membayar iuran
kepada imam.
b.
Korban Pemujaan
Korban pemujaan terdiri atas:
-
Korban
bakaran, ketika pelaksanaan orang yang berkurban harus meletakkan tangannya di
atas kepala korban sebagai tanda bahwa dia menyerahkan diri kepada YaHoVeh, dan
sebagai gantinya binatang itu dibakar.
-
Korban
kesalamatan, sama halnya dengan persembahan korban bakaran hanya saja yang
dibakar lemaknya.
-
Korban
sajian, korban ini terdiri atas tepung terbaik dicampur minyak dan beberapa
roti yang tidak beragi.
c.
Korban
Lain-lain
-
Korban
perjanjian, yang dipersembahkan ketika mengadakan perjanjian di Gurun Sinai.
-
Korban
pelantikan Imam, dilaksanakan ketika pelantikan Imam.
-
Korban
cemburuan, dilakukan oleh suami yang menuduh istrinya berzina atau berkhianat.
-
Korban
pembunuhan, dilakukan para tetua dari tempat terdekat orang yang terbunuh
(pembunuhnya tidak diketahui).[9]
Ø Hari-hari Suci Agama Yahudi
Berhubungan erat dengan korban, orang Yahudi menganggap hari-hari
tertentu sebagai hari suci. Selain itu, hari dimana terjadi peristiwa-peristiwa
sejarah, musim panen dan juga dengan hilal (anak bulan) juga mereka anggap
sebagai hari suci. Diantaranya adalah :
1.
Hari
Paskah
Perayaan
pembebasan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir
2.
Hari
Perdamaian Besar
Hari kesepuluh
bulan ketujuh (penanggalan Yahudi), pada hari ini semua orang harus berpuasa
dan korban harus dilakukan untuk menghapus dosa.
3.
Hari
Pentekosta
Hari
kelimapuluh, yakni hari pesta panen.
4.
Hari
Raya Pondok Daun
Hari raya
pengumpulan hasil, yang dirayakan pada tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender
Yahudi.
5.
Hari
Penebusan Dosa
Hari ini
bernilai rohaniah bagi umat Yahudi yang jatuh pada akhir bulan keenam atau awal
bulan ketujuh.
6.
Hari
Bulan Baru
Hari ini dimana
orang Yahudi merayakan dan mensucikan hari pertama pada tiap bulan, dirayakan
dengan korban dan penjamuan makan bersama.
7.
Tahun
Sabbath
Menurut
kepercayaan Yahudi, selama tahun yang ketujuh tanah tidak boleh dikerjakan atau
ditanam (semua orang harus istirahat).
Selain itu masih terdapat hari-hari
besar dan suci lainnya, Tahun Yobel, Hari Raya Pembebasan Bait Suci, Hari Raya
Purim, dan Hari Sabbath yakni hari khusus yang disediakan untuk beribadat
kepada YaHoVeh, karena pada hari itulah Dia berhenti dari pekerjaannya
menciptakan alam semesta ini. Pada hari itu umat Yahudi harus melakukan
beberapa hal :
-
Berhenti
dari pekerjaan sehari-hari
-
Tidak
menyalakan api
-
Mengadakan
perjamuan kudus
-
Mengadakan
kurban dua kali biasa
-
Mengadakan
perbaruan roti berhadapan
Dan perlu diketahui bahwa tidak ada
dosa yang paling besar (menurut mereka) melainkan dosa dari melanggar hari
Sabbath ini. [10]
Ø Syari’ah Agama Yahudi
Agama Yahudi diakui sebagai suatu
agama yang paling unggul dalam bidang hukum dan putusan-putusan hukum.
Sebetulnya Taurat sendiri secara keseluruhan berisi perintah Tuhan dan hukum-hukum. Nah, hukum-hukum ini apabila
dibandingkan dengan hukum peradaban kuno
lainnya lebih bersifat manusiawi hal ini terlihat dari beberapa contoh;
seseorang tidak boleh menganiaya sesamanya, merampas barang orang lain, menahan
upah buruh, harus hormat kepada orang tua, dan lainnya. Berikut beberapa contoh
bidang hukum dalam agama Yahudi :
-
Hukum
sipil
-
Hukum
perhambaan
-
Hukum
kriminil (jangan membunuh, berzina, mencuri, bersaksi palsu dan merampas istri
orang lain)
-
Hukum
bersunat
-
Hukum
waris
-
Hukum
perkawinan
Ø Etika Agama Yahudi
Dalam perjanjian lama terdapat tidak
kurang 613 perintah terkait dengan tingkah laku manusia.[11]
Orang Yahudi percaya, bahwa tidak ada diantara mereka yang dapat disebut
mencintai Tuhan jika tidak berpegang teguh kepada kebenaran, mencintai orang
lain sebagaimana mencintai diri sendiri, orang lain dalam hal ini yang dimaksud
adalah golongan bani Israel. Umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan
makhluk (termasuk tanaman), dilarang saling mendengki, bahkan didalam Talmud
lebih ditekankan lagi bahwa apabila seseorang mengacungkan tinju dan bahkan
tidak sampai memukulnya adalah termasuk dosa.
Agama Yahudi juga menganjurkan untuk
berbuat kebaikan, yang lebih dianjurkan adalah agar mengunjungi orang sakit,
memberi makan fakir miskin, melayat, dan memberikan penghormatan terakhir pada
seseorang yang telah meninggal dunia dan menghibur orang yang sedang berkabung.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kiranya tidak jauh berbeda
dengan ajaran-ajarang yang terdapat pada agama lain. Akan tetapi, dewasa ini
yang sedang bergejolak di dalam hati mereka adalah “Yahudi adalah bangsa
pilihan Tuhan, suci, berada diatas segala bangsa di dunia”, untuk itu seorang Yahudi yang hanya dilukai oleh
lainnya (bukan Yahudi) terutama bangsa Arab, haruslah ditebus dengan
berpuluh-puluh orang Arab.
Ø Nabi-nabi Yahudi
Nabi-nabi Yahudi ialah mereka yang
menyeru kembali ke jalan yang benar yaitu mematuhi ketentuan-ketentuan hukum
Taurat yang diwariskan Musa. Dengan bersaksi kepada YeHoVah mereka memberi
peringatan kepada Bani Israel tentang apa yang akan terjadi atas mereka.[12]
Nabi-nabi ini adalah orang-orang yang bijaksana dan hamper semuanya terdiri
dari orang-orang miskin yang datang dari bukit Yudea.
Menurut Al-Qur’an semua nabi Israel
adalah manusia pilihan yang berbudi pekerti mulia,dengan demikian jika diteliti
maka yang tergolong nabi-nabi Yahudi ialah Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub,
Musa, Harun, Daud dan Sulaeman. Akan tetapi, orang Yahudi sendiri berkeyakinan
bahwa mereka memiliki nabi yang jumlahnya sangat banyak, meskipun nabi itu
tidak semuanya pantas disebut nabi sebagaimana yang dikatakan Ahmad Syalabi.[13]
Kebanyakan mereka terdiri dari tukang tenung yang berusaha untuk membaca hati
manusia agar mendapat upah.
Bebarapa nabi yang dianggap nabi
sejati oleh orang Yahudi adalah Isaiyah (Yesay), Yeremia, Ezekil dan Daniel,
Amos, Obaya, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya dan Malekhi, Hagai, Zakaria,
Elia, Natan dan Debora, sangking banyaknya merekapun menggolongkan nabi-nabi
tersebut menjadi beberapa bagian; nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang
kemudian, atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil.
Ø Kitab Suci Agama Yahudi
Kitab suci agama Yahudi diakui juga
sebagai bagian dari kitab suci agama Kristen dengan nama Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu kitab suci dengan nama Bibel,
yang didominasi dengan 75% Perjanjian Lama.
Menurut Encyclopedia Britannica,
meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat Ibrani, namun suatu kekeliruan
jika mengira bahwa Yahudi berdasarkan Perjanjian Lama. Sebenarnya, Yahudi
kontemporer berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi pada abad I Masehi (era
Palestina dan Babilonia). Oleh karena itu, penganut agama Yahudi meyakini bahwa
Allah telah menurunkan kepada Musa dua kitab suci. Berikut kitab suci yang
menjadi pedoman pengiku agama Yahudi:
1.
Taurat Tertulis
Nama lain dari Taurat tertulis ialah
Taurat, Torah, Tanakh atau orang Kristen biasa menyebutnya dengan Perjanjian
Lama (The Old Testament) dan bagi Yahudi ialah Bibel (Jewish Bibel). Mereka
percaya bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang didiktekan kepada Nabi Musa,
lalu ia menuliskannya dalam dua lempeng batu, yang mana kejadiannya saat Musa
menemui Allah di bukit Sinai selama 40 hari 40 malam.
Adapun isi Tanakh itu sendiri
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Taurat
Taurat memiliki arti hukum atau pengajaran, dalam pengertian lebih
sempit Taurat menunjuk pada lima kitab Musa, yaitu Genesis (kejadian), Eksodus
(keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (bilangan) dan Deuteronomy (ulangan).
b.
Kitab Para Nabi (Nevi’im)
Dalam agama Yahudi , ada delapan kitab yang diberi nama sesuai para
nama para nabi, diantaranya Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, serta
Raja-raja I dan II. Umat Yahudi sangat
meyakini adanya banyak nabi. Adapun nabi-nabi mereka ialah orang-orang miskin
yang datang dari Yudea, adapun keterangan lebih lanjut mengenai nabi-nabi
mereka telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
c.
Sastra (Kethuvim)
Kitan sastra merupakan bagian terakhir dari Tanakh, kitab ini
dianggap kurang bernilai dibanding dua kitab sebelumnya. Akan tetapi, didalam
kitab ini berisi mazmur yang selalu digunakan untuk beribadah di Sinagoga.
Kitab ini berisikan,Tehillim (Psalms), Mishlei (Proverbs), Iyov
(Job), Shir Ha-shirim (Song of Songs), Ruth, Eikhah, Qoheleth, Esther, Daniel,
Ezra & Nechemiyah, dan Divrei Ha-Yamim.
2.
Taurat Lisan
Kitab kedua yang diyakini oleh
penganut Yahudi ialah Taurat Lisan (Talmud), yang mana dapat diartikan sebagai
ajaran atau pengetahuan. Setengah pertengahan abad ke-2 Masehi, Talmud
ditetapkan sebagai kitab yang berisi hukum-hukum syari’at kaum Yahudi.[14] Talmud sendiri terdiri dari dua komponen,
yaitu:
a.
Mishnah
Mishnah merupakan versi utama karena ditransmisikan secara turun
temurun, secara lisan dari nabi Musa ke Yosua, lalu kepada para tua, para nabi,
sampai generasi great assembly yang dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad ke-2
M.
Seperti
dinyatakan oleh orang-orang Yahudi, kitab Mishnah berasal dari Musa, dan
diturunkan hingga 40 generasi sampai Judah hanasi sekitar tahun 190-250 SM.
Secara hukum, bangsa Yahudi tidak dibenarkan menuliskan (membukukan) ajaran
tersebut, selama kuil mereka masih berdiri sebagai markas besar Yahudi. Mishnah
terdiri atas enam bagian yang disebut sedarim (orders), yang berarti
undang-undang yang bersifat perintah, dan masing-masing sedarim terdiri atas
beberapa masekhtot (tracates). Jumlah keseluruhan terdapat 63 masekhtot.
Berikut 6 pembahasan singkat sedarim yang terdapat dalam kitab Mishnah:
1.
Zeraim,
berisi pembahasan mengenai masalah pertanian yang terdiri atas 11 bab atau
traktat.
2.
Moed,
meliputi masalah lebaran dan puasa, terdiri atas 12 bab.
3.
Nashim
(wanita), memuat undang-undang perkawinan, talak, serta nadzar dan yang
bernadzar. Dalam bagian ini, terdapat 7 bab. Diantaranya, “abudah zarah”
(mengabdi pada berhala).
4.
Nezekim
(darurat), berisikan undang-undang perdata dan pidana, 10 bab.
5. Kodashim
(semua yang dikuduskan), tentang peraturan sembahyang dan penyembahan kepada
Tuhan, 11 bab.
6.
Toharoth
(menyucikan), peraturan tentang kesucian dan najis, 12 bab.
b.
Gemara
Gemara memiliki arti “pelengkap” (completion). Bagian ini merupakan
versi analisis atau pelengkap komplemen atau komentar terhadap Mishnah, karena
baru muncul dengan versi yang berbeda-beda setelah generasi Great Assembly.
Penulisan gemara diawali oleh dua orang putra Yudah Hanasi, yaitu Hakhom Gamaliel
dan Hakhom Simeon. Kitab ini kemudian disusun kembali oleh Hakhom Ashi disebuah
kota dekat sungai Eufrat, Sura, dari tahun 365-425 M.
Kitab Gemara baru terselesaikan penulisannya oleh Hakhom Akino
(Labina). Penutup kitab ini ditulis oleh Hakhom Jose, yang pada akhir hayatnya
mendapat gelar dari bangsa Yahudi sebagai pemberi perintah, sekitar tahun 498
M. tokoh-tokoh agama yahudi ayng mengikuti jejak Hakhom Jose ini diberi gelar
pencetus ide, dan dianggap sebagai sumber hukum dari karya sebelumnya. Mereka
jugalah yang kemudian menurunkan para tokoh agama Yahudi kenamaan. Sesudah masa
ini, lahirlah masa para Hakhom biasa yang sekarang disebut sebagai Rabbi.
Ada dua versi Talmud akibat perbedaan isi Gemara dari masing-masing
keduanya. Pertama, Talmud Yerusalem, yang dikodifikasi pada abad ke-3 M. versi
ini berisi rekaman diskusi para tokoh agama (Hakhom) yang ada di Palestina,
khususnya para tokoh agama jebolan Thabariyah, saat mereka menafsirkan
nash-nash kitab Mishnah.
Kedua, Talmud Babilonia yang dikodifikasi pada abad ke-5 M. versi
hasil rekaman penafsiran Mishnah oleh para tokoh agama Yahudi di Babilonia,
pemyusunannya selesai sekitar tahun 500 M.
Kumpulan Mishnah dan Gemara itulah yang disebut Talmud. Selain itu,
masih terdapat pula kitab mirip dengan Talmud, yaitu kitab Midrash. Kitab ini
berisi dongeng-dongeng dan hukum yang diciptakanoleh para Hakhom setelah
penyusunan Talmud. Karena khawatir dongeng dan hukum yang diciptakan para
Hakhom itu tercecer dan hilang, merekapun membukukannya dalam kitab Midrash
ini. Padahal, mengabadikan Talmud membutuhkan waktu lebih dari 1000 tahun.
Diantara dongeng yang terdapat di dalam kitab Midrash ialah kisah
ketidakmampuan Musa berbicara dengan baik karena sewaktu bayi pernah memakan
batu yang membara. Di kitab ini, jika dikisahkan tentang Ibrahim yang menentang
berhala-berhala buatan ayahnya sehingga ia menghancurkan semua berhala
tersebut, kecuali yang paling besar.
Selain beberapa kitab tersebut, masih ada sebuah kitab lainnya
sejenis Mishnah yaitu Braitha. Kitab ini berisikan ajaran para tokoh agama
Tanna’im yang hidup sesudah masa Yudah Hanasi. Untuk membedakan kitab Mishnah
karya Yudah Hanasi dengan Braitha, karya Yudah Hanasi diberi nama Mathnithan
(Our Mishnah).
Ø Mistik Agama Yahudi
Agama Yahudi memiliki dua unsur
mistik yaitu, Perjanjian Lama (Taurat) dan unsur-unsur filsafat Yunani (aliran
Alexandria dan aliran Palestina). Yang pertama bercorak Yunani dan yang kedua
hanya berbau Taurat dan Talmud. Tokoh utama mistik aliran Alexandria adalah
Philo, ia menggabungkan ide Plato dan Aristoteles denagn ajaran
ketuhananYahudi. Sedangkan mistik aliran Palestina menjadikan ayat-ayat kitab
suci, baik Taurat ataupun Talmud sebagai dasarnya.
Selain kedua mistik diatas, masih
terdapat mistik lain yaitu mistik spekulatif dan praktis. Mistik spekulatif
lebih mengutamakan dunia spiritual serta hubungannya dengan dunia nyata ini.
Mistik praktis atau juga disebut mistik cinta kasih lebih mengedepankan dunia
gaib untuk memperoleh kekuatan melalui kejiwaan, meditasi, perenungan, sembahyang
dan membayangkan misteri kesatuan Tuhan.
Mistik lain yang berkembang
dikalangan umat Yahudi adalah mistik Markabah, Hechaloth, Hasidisme dan
Kabbalah.
Ø Sekte-sekte Agama Yahudi
Sebagaimana agama-agama lain, agama
yahudi juga memiliki beberapa sekte yaitu:[15]
1.
Sekte Farisi (Ahli Taurat)
Farisi memiliki arti menyendiri atau
berpecah. Mereka sendiri menamakan diri mereka sebagai “pendeta-pendeta agama
atau saudara -saudara di jalan YaHoVah”, pengikutnya kebanyakan terdiri dari
guru, pengkhotbah atau penyiar agama. Umumnya mereka hidup membujang, zuhud
dalam biara. Mereka juga mempercayai akan adanya kiamat dan kebangkitan dalam
kubur, akhirat dan malaikat.
2.
Sekte
Saduki (Penjaga Taurat)
Aliran ini lahir menjelang abad
pertama sebelum Masehi berakhir, nama Saduki ada yang menisbatkan dengan nama
seorang ketua agama yang agung pada masa Sulaeman. Adapula yang menisbatkannya
dengan nama seorang penenung yang terkenal pada abad ke-3 SM. Salah satu
ajarannya adalah meyakini bahwa akhirat tidak boleh ada (termasuk surge,
neraka, dan pembalasan sesudah mati), menurut mereka seluruh pembalasan bagi
manusia selesai di dunia ini. Mereka juga tidak menerima Talmud dan mensucikan
Taurat secara keseluruhan.
3.
Sekte Eseni (Pemegang Kebenaran Radikal)
Kata eseni berasal dari
Bahasa Aram (hasin) yang memiliki arti yang sama dengan kata Ibrani (Hasidim)
yang berarti saleh. Pengikut sekte ini memiliki gaya hidup seperti Yohanes
Pembaptis yang sangat menekankan kesucian pribadi, sehingga kebanyakan dari
mereka lebih suka hidup mengisolasikan diri dari lingkungan.
Berbeda dengan sekte Saduki, sekte
ini sangat taat terhadap Yahudi dan peraturan secara keras. Mereka mempercayai
Taurat, Hukum Lisan, Malaikat, Kebangkitan, dan kehidupan yang kekal. Pengikut
sekte Esseni kebanyakan bermukim di sisi Laut Mati (Qumran).
4.
Sekte Zealot
Sekte ini merupakan golongan fanatic yang amat sangat mempercayai
kekuatan dari diri sendiri, tidak menyerahkan diri sepenuhnya kepada kekuasaan
YeHoVah. Mereka sangat gemar politik, sehingga ada yang mengatakan bahwa mereka
hanyalah perkumpulan politik yang ekstrim dikalangan Yahudi.
5.
Sekte Herodian
Dalam Mat. 22:16, disebutkan bahwa
Sekte Herodian bertujuan membuat Israel merdeka dari penjajahan Romawi dan
diperintah oleh seorang raja dari keluarga Herodes. Dalam pergerakannya, sekte
ini bergabung dengan sekte Farisi perihal permasalahan tentang pembayaran pajak
menunjukan persetujuan diantaranya. Meskipun banyak terlibat dalam permasalahan
politik, sekte ini tidak seradikal sekte Zealot. Akan tetapi, sekte ini sangat
menentang dan kerap menjadi musuh bagi Yesus saat melayani di Galilea dan
Yerusalem.[16]
6.
Pembaca
Golongan yang paling kecil diantara
aliran-aliran agama Yahudi. Sekte ini baru memperoleh pengikut bilamana Farisi
dan Saduki sedang mengalami kemunduran. Para pengikutnya hanya menerima Taurat
dan gigih melakukan jihad.[17]
7.
Penulis
Sekumpulan orang Yahudi yang
bertugas menuliskan syari’at bagi siapa saja yang memerlukannya. Oleh karena
itu disebut juga sebagai golongan juru tulis agama.[18]
Ø Tempat Suci dan Ibadah Agama Yahudi
Umat Yahudi memiliki tiga tempat
peribadatan yaitu:
1.
Bait Suci
Bait Allah (Bait Suci atau Kenish)
merupakan pusat peribadatan bangsa Israel yang terletak di Bukit Bait Suci,
Yerusalem. Tempat ini dibangun oleh Raja Solomo (Sulaiman) dan difungsikan
untuk tempat beribadah sekaligus persembahan korban korbanot. Di
Yerusalem sendiri terdapat dua tempat suci yaitu :
-
Bait
Suci Salomo yang dibangun sekitar abad ke-10 SM (dihancurkan oleh bangsa Babel
dibawah kepemimpinan Nebukadnezar pada tahun 586 SM)
-
Bait
Suci yang dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel (536
SM-515 SM)[19]
2.
Sinagoga
Sinagoga dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah bagi
pemeluk Yahudi yang tidak tinggal di Palestina. Sinagoge (rumah ibadah orang Yahudi) tidak bisa
dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, hal ini dikarenakan ukurannya
yang lebih kecil dan didalamnya tidak terdapat tempat untuk pembakaran korban.[20]
3.
Tembok Ratapan
Tempat ini merupakan salah satu tempat sacral bagi umat Yahudi,
dalam arti tertentu dapat berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di tempat ini
pula mereka berkumpul untuk berdo’a sejak Bait Allah Kedua dihancurkan oleh
Romawi (70 M). Tembok ini dibangun oleh Raja Herodes Agung (tahun 20 sebelum
kelahiran Yesus Kristus), dalam Bahasa Ibrani disenut dengan HaKotel
Ha’Ma’aravi yang berarti tembok sebelah barat.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah mengenai agama Yahudi kami buat, semoga
bermanfa’at.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto,
Sindung. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.
Taher, Tarmizi.
Radikalisme Agama. Ciputat: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat,1998.
K. Hitti,
Philip. History of The Arabs. NewYork: Palgrave Macmillan, 2002.
Hidayat,
Komarudin. Agama Punya Seribu Nyawa. Jakarta Selatan: Noura Books, 2012.
Imron, Ali. Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia. Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.
Ali, Mukti. Agama-agama
di Dunia. Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988.
[1] Komarudin
Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa, (Jakarta Selatan: Noura Books, 2012),
hal. 25-26
[2] Sindung
Haryanto, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hal.21
[3] Tarmizi Taher,
Radikalisme Agama, (Ciputat: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat,1998),
hal. ix
[4] Namrud atau
Nimrod (2275-1943 SM) adalah seorang raja pendiri kekaisaran pertama Mesopotamia
setelah banjir besar Nabi Nuh.
[5] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2015), hal. 347
[6] Philip K.
Hitti, History of The Arabs, (NewYork: Palgrave Macmillan, 2002), hal.49
[7] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 363
[8] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 376-377
[9] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 376-381
[10] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988),
hal. 324-325
[11] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 329
[12] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 330
[13] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 331
[14] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 360
[15] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 371
[16] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 375
[17] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 338
[18] H.A, Mukti
Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 338
[19] M.
Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 384
[20] M. Ali Imron, Sejarah
Terlengkap Agama-agama di Dunia, hlm. 385
Tidak ada komentar:
Posting Komentar