Kamis, 15 Desember 2016

Makalah Agama Yahudi



BAB I
PENDAHULUAN
Agama merupakan suatu sistem keyakinan yang dianut melalui tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya. Di dunia ini setidaknya ada 14 agama yang telah dikenal secara umum, yaitu: agama Hindu, Buddha, Jain, Tao, Konghucu, Zoroaster, Shinto, Yahudi, Kristen, Islam, Sikh, dan Baha’i.
Ragam agama dan madzhab itu laksana ratusan sungai yang mengalir dari berbagai penjuru arah, melewati berbagai daratan, lembah, dan pegunungan yang berbeda-beda , namun muaranya satu yakni samudra. Bila kita dekati setiap sungai jumlahnya bahkan mencapai ribuan, kita akan menemukan keunikan dan karakter tersendiri. Masing-masing sungai itu memiliki nama, kedalaman, panjang dan wilayah sendiri.[1]
Berbincang mengenai Yahudi ialah sebuah istilah yang sedikit rancu sebab bisa merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Jika dilihat berdasarkan agama, istilah ini merujuk kepada umat agama Yahudi, tidak peduli apakah mereka keturunan Yahudi atau tidak. Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada keturunan Ya’qub, anak Ishaq, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah. Etnik Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak memegang kepada agama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi ialah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Hal-hal yang terkait agama Yahudi akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Disamping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya ini.Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah Yahudi.


BAB II
PEMBAHASAN
Ø  Pengertian Agama Yahudi
Sebelum terlalu jauh berbicara tentang agama Yahudi, disini kita perlu mengetahui hakikat dari agama itu sendiri. Sampai saat ini minat orang untuk mengkaji agama tidak pernah surut. Agama merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Agama merupakan fenomena universal Karena ditemukan di setiap masyarakat. Eksistensinya sudah ada sejak zaman prasejarah. Para filsuf pada waktu itu sudah mempertanyakan mengenai factor-faktor penyebab utama (causa prima) alam semesta[2]. Berbagai disiplin ilmu yang berkembang di zaman modern ini semakin banyak mencurahkan perhatian pada masalah-masalah yang berkaitan dengan agama. Dikalangan ahli ilmu-ilmu social dan humaniora tercatat nama-nama besar seperti Robert N. Bellah, Robert Wuthnow, Branislaw, dll[3].
 Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi, dan begitupula dengan keseluruh penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula. istilah yahudi diambil dari keturunan Yakub, Yakub memiliki empat istri yaitu Lea, Rahel, Zilpa, dan Bilha. Dari Lea, Yakub memiliki anak Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. dari Rahel, Yakub mempunyai anak Yusuf, dan Benyamin. dari Zilpa, Yakub mempunyai anak Gad, dan Asyer sedangkan dari Bilha, Yakub mempunyai anak Naftali, dan Dan. Nah, dari salah satu anak Yakub dari istri Lea itulah yang bernama Yehuda, istilah Yahudi dinisbahkan.

Ø  Sejarah Agama Yahudi
Sejarah lahirnya agama yahudi tidak bisa dipisahkan dari sejaraha bangsa Yahudi. Pada tahun 1900 SM, Ibrahim atau Abraham bersama pengikutnya melarikan diri dari Mesopotamia yang menghindari tekanan dari penguasa dzalim, yaitu Raja Namrud[4]. Lalu, orang-orang ini disebut Ibrani, yang berarti orang yang menyeberang. Pemilihan nama ini muncul Karena saat Ibrahim hijrah dari Mesopotamia ke Kan’an, ia harus melewati Sungai Eufrat. Sejak itu, kelompok ini dan keturunannya menjadi suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibrani.[5]
Nah, orang-orang Yahudi secara geografis merupakan tetangga dekat orang-orang Arab dan dari sisi ras merupakan saudar terdekat mereka. Gambaran bahwa orang Ibrani berasal dari gurun banyak diungkap dalam perjanjian lama. Bahasa ibrani dan arab, seperti yang telah kita ketahui bersama berasal dari rumpun Bahasa yang sama, rumpun Semit.[6]
Agama Yahudi, sebagai agama Samawi, merupakan salah satu agama yang terbesar di dunia. Agama ini berpusat di daerah Israel ( Palestine ). Dalam bahasa Inggris, orang Yahudi disebut Jews dan pemeluknya disebut Judaism.  Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi itu adalah agama yang dihasilkan oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel yang sudah melalui masa sekian lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan watak pembawaan bangsa Israel itu sendiri.
Bangsa Yahudi, menurut sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa campuran berbagai unsur ( mixed race ) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan wilayah untuk tinggal, bangsa ini melakukan peperangan dengan penduduk pribumi. Salah satunya berperang dengan penduduk Kananiah ( Palestine ). Dasar pemikiran dan tingkah laku Yahudi adalah Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, posisi agama Yahudi sebagai agama samawi, seakan berubah menjadi organisasi rahasia. Sejarah agama Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa ( 4000 tahun yang lalu ).
Dalam paham agama Yahudi, mereka memiliki semacam keyakinan akan “ Goya “. Goya, atau dalam bahasa Ibraninya disebut “ Gentiles “, merupakan keyakinan bahwa mereka diciptakan sebagai bangsa ( umat ) pilihan Tuhan, dan bangsa lain diciptakan Tuhan untuk melayani Yahudi semata. Dalam Protokol – protokol Pendeta Zionis, istilah ini disebut Yahudi dan Yoyeem ( umami ).
Agama Yahudi, dalam kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa keyakinan seperti tentang akan datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun ritual – ritual ibadahnya. Yahudi ( Judaism, Yudaisme ), tidak dapat dijelaskan semata – mata dalam konteks sebuah keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa, Bangsa Israel. Mendefinisikan Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa masalah, karena Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa, Yahudi Afrika dan juga Yahudi – Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya dimana mereka tinggal. Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi, yang terbanyak adalah dari keturunan Israel ( Ya’kub ).
Tradisi keagamaan Yahudi berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan para nabi dan rabi mereka, dengan konsep – konsep Ketuhanan dan moral yang terus menerus diwariskan dan dimatangkan. Tema sentral agama Yahudi adalah hubungan manusia dengan Tuhannya melalui perjanjian yang ditetapkannya. Tuhan adalah Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang mendengarkan dan menyelamatkan hamba – Nya. Tuhan mempunyai banyak nama dalam agama Yahudi. Seperti The Strong One ( Maha Kuat ), El Shaddai ( Maha Kuasa ), El Olom ( Maha Kekal ), El Khai ( Maha Hidup ), El Elyon ( Maha Tinggi ), Elohim ( Tuhan ), Adon ( Penguasa ), Adonay Tzivaot ( Penguasa Segala Pasukan ), Melekh ( Maha Mengatur ). 
Ajaran ke-Esaan Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henotis menuju kepercayaan yang mengakui ke-Esaan Tuhan. Ketika Yahudi masih menganut kepercayaan animisme, roh – roh nenek moyang mereka sembah, yang kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata “ Hebrew “, yang berarti Tuhan, merupakan kata yang berasal dari kata “ eloh / elohim “. Tiap kabilah dari Yahudi, dahulu, mepunyai “ eloh “ sendiri – sendiri. Dan akhirnya, penganut Yahudi mengakui “ elohim “ dari bukit Sina, yakni “ YeHoVah “. YeHoVah kemudian menjadi Tuhan nasional Yahudi, dan “ eloh – eloh “ yang lain tidak diakui lagi.

Ø  Ajaran Agama Yahudi
Menurut kitab Perjanjian Lama, Tuhan telah melakukan dialog langsung dengan Musa. Pada waktu Musa masih di Mesir, dia sudah menerima perintah-perintah Tuhan dan mu’jizat-mu’jizat. Setelah keluar dari sana, inti ajaran Yahudi diturunkan kepada Musa di gunung Tursina (tentang “Sepuluh Firman Tuhan”). Pada masa ini pula ditetapkan ajaran-ajaran yang berhubungan dengan upacara-upacara seperti puasa, korban, sembahyang dan lain-lain.
a.      Ajaran tentang Tuhan
1.      YeHoVah sebagai Tuhan
Dalam naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan 4 huruf mati (YHWH), karena dianggap terlalu suci maka umat Yahudi menggantinya dengan (edoney) selanjutnya huruf mati yang sudah ada ditambah dengan huruf-huruf hidup “e-o-a” sehingga bacaannya menjadi “YeHoVa”.
2.      Sifat-sifat YeHoVah
3.      YeHoVah sebelum Haikal Sulaiman Berdiri
Fase pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH sebagai satu – satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud.
4.      YeHoVah pada Waktu Haikal
Pada masa ini, mereka ( Yahudi Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu – batu berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh dan disitu pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat terpancangnya kepala anak lembu.
5.      YeHoVah sesudah Haikal
Umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti masa – masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali diantara mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat ( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi ). Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para nabinya.
6.      Perjanjian YeHoVah
Perjanjian yang dimaksud disini adalah “ikatan antara YeHoVah dengan bani Israel yang berakar dalam kesetiaan YeHoVah”. Perjanjian ini bersifat sangat eksklusif, artinya orang Israel tidak boleh menyembah Ilah yang lain disamping YeHoVah dan sebaliknya Israel oleh Tuhan akan dijadikan bangsa pilihannya.
7.      Pilihan YeHoVah
Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asas pokok, yaitu keEsaan Tuhan dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 : 24 – 26 :
 Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi – Ku, karena Aku ini Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umat – Ku “. Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 – 8 :
 Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH, Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVaH, Tuhanmu, agar engkau menjadi bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “.
Dengan dasar ini, mereka membandingkan dirinya ( Israel ) dengan bangsa lain seperti manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan bangsa lain sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada kenyataannya, Bangsa Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan, justru melakukan hal – hal yang tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya. Mereka memberontak, membelakangi Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan, namun di saat lain mereka menyembah berhala.


Ø  Pembawa Ajaran Agama Yahudi
Ajaran agama Yahudi dibawa oleh Musa, yakni ketika Tuhan menurunkun Taurat kepadanya. Musa diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir sekaligus menuntun mereka  pada tanah perjanjian yang dijanjikan oleh Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kan’an. Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 SM. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, menurut silsilahnya adalah putra Amram bin Kehat bin Lewi bin Ya’qub. Sedangkan ibunya bernama Yokhebet (Yukabat), dia memiliki dua orang kakak yaitu Miryam dan Harun. Musa lahir pada saat kepemimpinan Fir’aun, ketika itu Bani Israel diperlakukan sewenang-wenang olehnya dan juga diperintah untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Saat Musa dilahirkan orang tuanya merasa bahagia, namun disisi lain ketakutan melandanya dikarenakan adanya undang-undang untuk membunuh setiap bayi laki-laki, oleh karenanya ibu Musa menyembunyikannya.
Karena rasa takutnya, akhirnya ibu Musa menghanyutkan bayi kecil itu ke sungai Nil, hingga akhirnya ditemukan oleh Putri Fir’aun. Karena ketertarikannya dan rasa sayangnya akhirnya bayi itu dibawa ke istana agar tidak terbunuh. Ia pun memohon izin kepada ibunya untuk dapat membesarkan bayi itu, ibunyapun memberi izin. Namun tidak begitu dengan Fir’aun ia tetap tidak setuju, akan tetapi dengan bujukan dari sang istri akhirnya iapun memberi izin. Musa pun dibesarkan dilingkungan kerajaan hingga akhirnya ia dikenal sebagai pangeran Musa bin Fir’aun.
Dalam perjalanan hidupnya Musa melewati berbagai rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandate sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel.

Ø  Kepercayaan terhadap Juru Selamat
Martabat bangsa Yahudi yang lebih tinggi dibandingkan bangsa-bangsa lain membuat mereka percaya akan adanya seorang “juru selamat”. Penyelamat itu mereka gambarkan sebagai Al-Masih yang ditunggu, yakni utusan dari langit dan pemimpin yang akan mencurahkan segala petunjuk dan pengajaran sehingga mereka mencapai kemuliaan dan menjadi yang dipertuan di muka bumi.
Menurut mereka Al-Masih yang ditungu itu bukanlah manusia biasa melainkan seorang sakti yang dijadikan Tuhan jauh sebelum sejarah manusia, dan berada di langit sampai saatnya diutus ke bumi. Nanti tatkala diutus Tuhan memberinya kekuatan. Ia bergerak juga “anak manusia”, karena akan muncul dalam bentuk manusia yang memiliki tabiat campuran antara tabiat manusia dan tabiat Tuhan. Ada juga diantara mereka yang menganggap bahwa Al-Masih yang ditunggu adalah seorang Raja, penakhluk yang berjaya, berasal dari keturunan Daud dan bernama “anak Allah”. Ia akan datang untuk mengembalikan Israel kepada kebesaran, mempersatukan mereka yang terpecah dan terserak-serak untuk menjalankan hukum-hukum Taurat sebaik-baiknya. Yang lain meyakini bahwa siapa saja yang bertindak atas musuh-musuh Israel walaupun ia bukan keturunan Daud, pada hakekatnya Al-Masih juga; dan bila Al-Masih penakhluk dan pejuang yang telah lama mereka tunggu tidak datang-datang juga maka merekapun memikirkan Al-Masih yang lain yang mungkin seorang tokoh pembaharu social atau seorang yang sangat adil dan bahkan juga mungkin seorang suci atau negarawan besar dikalangan mereka.

Ø  Sistem Kepercayaan Agama Yahudi
Inti ajaran agama Yahudi dikenal dengan “Sepuluh Firman Tuhan” (Ten Commandments atau Decalogue). Kesepuluh ajaran Tuhan tersebut diterima oleh nabi Musa di bukit Sinai (Tursina) langsung dari Tuhan. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Trier Religion and Culture, firman Tuhan itu oleh Musa langsung ditulis di atas sobekan kulit-kulit binatang atau di atas batu.[7] Sepuluh firman tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Aku adalah Tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu, kamu tidak mempunyai Tuhan lain kecuali aku.
2.      Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyatakan segala sesuatu yang ada di langit sebelah atas, atau di atas bumi, atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah bumi, dengan Tuhanmu.
3.      Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu (menyebut Tuhanmu dengan sia-sia).
4.      Ingatlah hari Sabat, untuk disucikannya.
5.      Hormatilah ayah dan ibumu.
6.      Kamu dilarang membunuh.
7.      Kamu dilarang mencuri.
8.      Kamu dilarang bersaksi palsu.
9.      Kamu dilarang berbuat zina.
10.  Kamu dilarang bernafsu loba-tamak terhadap milik orang lain.
Dari keseluruhan Firman Tuhan diatas, didalamnya sudah terkandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum, dan etika agama Yahudi. Berikut uraian beberapa system kepercayaan agama Yahudi berdasarkan kitab mereka :

-          Konsep Ketuhanan
Dalam sejarahnya, agama Yahudi merupakan agama pertama yang mengajarkan bahwa Tuhan ialah Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan tuhan kepada Musa. Dan keesaan Tuhan ini diyakini sudah diajarkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Ketika masyarakat Yahudi masih mempercayai dan menyembah roh-roh nenek moyang mereka dan kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya Ilah, jamak dari kata Eloh, yaitu Elohim.
Meskipun dalam poin kedua dari sepuluh Firman Tuhan mengandung pengertian bahwa Tuhan bangsa Yahudi tidak dibatasi, dikurangi, atau disifati, tetapi dalam kitab-kitab Taurat, Tuhan tetap disifati dalam satu gambaran yang menyerupai sifat-sifat manusia (antropomofisme). Misalnya, Tuhan mempunyai bibir, lidah, tangan, dan lain-lain. Selain itu, Tuhan juga disifati antropopatisme yaitu menyamakan perasaan Tuhan dengan manusia (membenci, menertawakan, menyesal, dan sejenisnya).
Kepercayaan Bani Israel terhadap YeHoVah terbagi atas beberapa kategori:
a.       Fase YeHoVah sebelum Haikal Sulaiman (menukar kepercayaan dengan anak lembu dan ular ynag mereka anggap suci)
b.      YeHoVah pada waktu Haikal (meyakini bahwa YeHoVah adalah Tuhan YME, tetapi hanya untuk kalangan Bani Israel), yakni ketika Sulaiman membangun Haikal sebagai tempat beribadah Bani Israel.
c.       YehoVah sesudah Haikal, sewaktu Haikal yang dibangun Sulaiman dihancurkan oleh raja Babilonia, Nebukadnazer, dan membuang orang-orang Yahudi ke Babilonia, mereka sempat berpikir YeHoVah bersama mereka ataukah tetap di Palestina. Kemudian, mereka meyakini bahwa YeHoVah selalu bersama mereka dimanapun mereka berada.
-          Konsep tentang Penciptaan
Konsep penciptaan alam semesta beserta isinya menurut agama Yahudi disebutkan dalam kitab kejadian (Genesis), yang merupakan kitab pertama dari ajaran Yahudi. Dalam kitan ini dikisahkan bahwa pada awalnya, Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan berkata, “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Dalam masa 6 hari, Tuhan menciptakan langit, darat, laut, tumbuhan, matahari, bulan, serta binatang dan manusia. Kemudian, Tuhan kembali berkata, “Beranakcuculah dan bertambah banyak”. Pada hari ketujuh, Tuhan beristirahat dan menguduskannya sebagai hari Sabat.
-          Konsep tentang Manusia
Agama yahudi mempercayai bahwa kesempatan hidup di dunia terbatas. ibarat rerumputan yang tumbuh pada pagi hari dan sore hari dipotong habis dan lenyap tak berbekas. namun meskipun manusia sangat lemah, manusia memiliki derajat yang tinggi bahkan hampir sejajar dengan malaikat apabila ia menaati perintah Tuhannya.
Manusia dalam pandangan agama Yahudi:
a.       Manusia adalah makhluk yang memiliki dua sisi kelemahan dan keistimewaan
b.      Kehidupan manusia di dunia sangatlah hina jika dibandingkan kehidupan surgawi
c.       Manusia hidup di dunia sangat singkat
d.      Asal-usul manusi sebenarnya sangat mulia, namun manusia sering terperosok dalam jurang kehinaan
e.       Manusia adalah makhluk yang mempunyai kehendak bebas, sehingga ia dapat menentukan apa yang ia inginkan melalui usahanya.
Manusia menurut agama Yahudi adalah mereka yang berdominan di Bumi dan manusia memiliki sifat bertindak sesuai dengan inisiatfnya sendiri. Manusia memiliki kebebasan dalam gerak ruang dan waktu namun manusia tidak mampu mengubah kekuasaan Tuhan, artinya manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan mengadakan hubungan, cinta, dan kasih.

-          Konsep tentang Etika
Konsep etika dalam agama Yahudi banyak dijelaskan dalam kitab suci mereka, dalam kitab para rabbi juga dijelaskan beberapa konsep etiak sebagaimana berikut:
a.       Get the other guy before he gets you (pertahanan diri)
b.      Don’t take apity on your enemies (jangan kasihan pada musuh-musuhmu)
c.       Only take care of your own folks (jagalah sanak keluargamu)
Ketiga prinsip tersebut merupakan prinsip yang masih dipegang oleh sebagian besar penganut agama Yahudi. Jadi, secara umum menurut kaum Yahudi, etika merupakan aspek kunci non-literatur rabinik hukum, yang dikenal sebagai Aggadah.
-          Konsep tentang Eskatologi
Dalam Perjanjian Lama, konsep eskatologi terbentuk pada masa pembuangan yang dipelopori oleh Deutero-Yesaya dengan mengangkat topik utama berupa pengharapan akan datangnya zaman baru yang berbeda dengan sekarang. Dikatakan bahwa zaman ini adalah kegelapan  dan dikuasai oleh dosa, sedangkan zaman yang akan datang merupakan “zaman kemurahan” dan “hari keselamatan”.

Ø  Praktik Keagamaan dan Ritual Agama Yahudi
Untuk penebusan dosa-dosa mereka, umat Yahudi melakukan peribadatan  diantaranya:
1.      Sembahyang Tiga Kali Sehari
Penganut agama Yahudi melaksanakan sebanyak tiga kali sehari yakni, pagi (mulai terbit fajar sampai sepertiga siang), siang (setelah matahari condong ke barat smpai terbenam), dan malam (ketika malam tiba sampai terbitnya fajar).
Dalam pelaksanaannya boleh dilakukan sendiri ataupun berjama’ah, sedang tata caranya mirip dengan shalatnya orang islam. Didalamnya juga terdapat ruku’, sujud, dan menyimpan tangan di dada hanya saja yang dibaca adalah ayat-ayat Taurat dan Talmud.[8]

2.      Ibadah Puasa
Menurut pendapat Yahudi, ibadah puasa hanya dijalankan pada saat berkabung, duak cita, dan kemalangan (Samuel I 13:13) disebutkan bahwa Nabi Daud menjalankan puasa 7 hari ketika putranya yang masih kecil sakit. Dalam agama Yahudi terdapat dua puasa utama dan empat puasa kecil yang merupakan bagian dari tahun Yahudi, ibadah puasa tersebut ialah:

a.       Dua Puasa Utama yaitu sebagai berikut:
-          Puasa Yom Kippur yaitu puasa hari perdamaian untuk penebusan setiap dosa selama setahun dan memulihkan jiwa agar kembali bersih.
-          hisha B’Av, dilakukan untuk memperingati kekalahan kedua Kerajaan Yahudi atas Raja Babilonia (Nebukadnezar) pada tahun 586 SM.
Kedua puasa tersebut berlangsung selama 24 jam, dimulai sejak sebelum matahari terbenam sampai setelah matahari terbenam berikutnya. Puasa ini hukumnya wajib dan bagi orang yang melkasanakannya dilarang makan, minum, menyisir rambut, bahkan tidak boleh Mandi.
b.      Puasa Kecil, dilakukan untuk memperingati tragedy nasional (dari mulai fajar sampai malam) dan yang berpuasa diperbolehkan sarapan sebelum matahari terbit. Puasa kecil tersebut adalah sebagai berikut:
-          Puasa gedalya, yaitu 3 bulan Tishri yang ditujukan untuk memperingati pembunuhan Gubernur Yahudi Israel.
-          Puasa tebet, yaitu pada 10 bulan Tebet untuk memperingati peristiwa Holocaust dimana sejumlah enam juta orang Yahudi diklaim tewas.
-          Puasa ester, yaitu pada 13 bulan Adar.
-          Puasa tammuz, yaitu puasa pada 17 bulan Tammuz (hari diimana dinding Yerusalem dilanggar).

3.      Ibadah Korban
Ibadah korban terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a.      Korban Perdamaian
Korban perdamaian merupakan korban yang dilakukan demi meminta perdamaian bagi dosa-dosa (yang tidak disengaja). Korban ini terdiri atas :
-          Penghapusan dosa, korban yang dipersembahkan pada hari perdamaian besar untuk menebus dosa para imam dan segenap bangsa Israel.
-          Penebusan dosa, korban ini mirip korban penghapusan dosa, hanya saja korban ini dilakukan oleh pencuri, tidak memenuhi syarat pada YeHoVeh, atau tidak membayar iuran kepada imam.
b.      Korban Pemujaan
Korban pemujaan terdiri atas:
-          Korban bakaran, ketika pelaksanaan orang yang berkurban harus meletakkan tangannya di atas kepala korban sebagai tanda bahwa dia menyerahkan diri kepada YaHoVeh, dan sebagai gantinya binatang itu dibakar.
-          Korban kesalamatan, sama halnya dengan persembahan korban bakaran hanya saja yang dibakar lemaknya.
-          Korban sajian, korban ini terdiri atas tepung terbaik dicampur minyak dan beberapa roti yang tidak beragi.

c.       Korban Lain-lain
-          Korban perjanjian, yang dipersembahkan ketika mengadakan perjanjian di Gurun Sinai.
-          Korban pelantikan Imam, dilaksanakan ketika pelantikan Imam.
-          Korban cemburuan, dilakukan oleh suami yang menuduh istrinya berzina atau berkhianat.
-          Korban pembunuhan, dilakukan para tetua dari tempat terdekat orang yang terbunuh (pembunuhnya tidak diketahui).[9]

Ø  Hari-hari Suci Agama Yahudi
Berhubungan erat dengan korban, orang Yahudi menganggap hari-hari tertentu sebagai hari suci. Selain itu, hari dimana terjadi peristiwa-peristiwa sejarah, musim panen dan juga dengan hilal (anak bulan) juga mereka anggap sebagai hari suci. Diantaranya adalah :

1.      Hari Paskah
Perayaan pembebasan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir
2.      Hari Perdamaian Besar
Hari kesepuluh bulan ketujuh (penanggalan Yahudi), pada hari ini semua orang harus berpuasa dan korban harus dilakukan untuk menghapus dosa.
3.      Hari Pentekosta
Hari kelimapuluh, yakni hari pesta panen.
4.      Hari Raya Pondok Daun
Hari raya pengumpulan hasil, yang dirayakan pada tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi.
5.      Hari Penebusan Dosa
Hari ini bernilai rohaniah bagi umat Yahudi yang jatuh pada akhir bulan keenam atau awal bulan ketujuh.
6.      Hari Bulan Baru
Hari ini dimana orang Yahudi merayakan dan mensucikan hari pertama pada tiap bulan, dirayakan dengan korban dan penjamuan makan bersama.
7.      Tahun Sabbath
Menurut kepercayaan Yahudi, selama tahun yang ketujuh tanah tidak boleh dikerjakan atau ditanam (semua orang harus istirahat).
Selain itu masih terdapat hari-hari besar dan suci lainnya, Tahun Yobel, Hari Raya Pembebasan Bait Suci, Hari Raya Purim, dan Hari Sabbath yakni hari khusus yang disediakan untuk beribadat kepada YaHoVeh, karena pada hari itulah Dia berhenti dari pekerjaannya menciptakan alam semesta ini. Pada hari itu umat Yahudi harus melakukan beberapa hal :
-          Berhenti dari pekerjaan sehari-hari
-          Tidak menyalakan api
-          Mengadakan perjamuan kudus
-          Mengadakan kurban dua kali biasa
-          Mengadakan perbaruan roti berhadapan
Dan perlu diketahui bahwa tidak ada dosa yang paling besar (menurut mereka) melainkan dosa dari melanggar hari Sabbath ini. [10]
Ø  Syari’ah Agama Yahudi
Agama Yahudi diakui sebagai suatu agama yang paling unggul dalam bidang hukum dan putusan-putusan hukum. Sebetulnya Taurat sendiri secara keseluruhan berisi perintah Tuhan dan  hukum-hukum. Nah, hukum-hukum ini apabila dibandingkan  dengan hukum peradaban kuno lainnya lebih bersifat manusiawi hal ini terlihat dari beberapa contoh; seseorang tidak boleh menganiaya sesamanya, merampas barang orang lain, menahan upah buruh, harus hormat kepada orang tua, dan lainnya. Berikut beberapa contoh bidang hukum dalam agama Yahudi :
-          Hukum sipil
-          Hukum perhambaan
-          Hukum kriminil (jangan membunuh, berzina, mencuri, bersaksi palsu dan merampas istri orang lain)
-          Hukum bersunat
-          Hukum waris
-          Hukum perkawinan

Ø  Etika Agama Yahudi
Dalam perjanjian lama terdapat tidak kurang 613 perintah terkait dengan tingkah laku manusia.[11] Orang Yahudi percaya, bahwa tidak ada diantara mereka yang dapat disebut mencintai Tuhan jika tidak berpegang teguh kepada kebenaran, mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri, orang lain dalam hal ini yang dimaksud adalah golongan bani Israel. Umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk (termasuk tanaman), dilarang saling mendengki, bahkan didalam Talmud lebih ditekankan lagi bahwa apabila seseorang mengacungkan tinju dan bahkan tidak sampai memukulnya adalah termasuk dosa.
Agama Yahudi juga menganjurkan untuk berbuat kebaikan, yang lebih dianjurkan adalah agar mengunjungi orang sakit, memberi makan fakir miskin, melayat, dan memberikan penghormatan terakhir pada seseorang yang telah meninggal dunia dan menghibur orang yang sedang berkabung. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kiranya tidak jauh berbeda dengan ajaran-ajarang yang terdapat pada agama lain. Akan tetapi, dewasa ini yang sedang bergejolak di dalam hati mereka adalah “Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, suci, berada diatas segala bangsa di dunia”, untuk itu  seorang Yahudi yang hanya dilukai oleh lainnya (bukan Yahudi) terutama bangsa Arab, haruslah ditebus dengan berpuluh-puluh orang Arab.

Ø  Nabi-nabi Yahudi
Nabi-nabi Yahudi ialah mereka yang menyeru kembali ke jalan yang benar yaitu mematuhi ketentuan-ketentuan hukum Taurat yang diwariskan Musa. Dengan bersaksi kepada YeHoVah mereka memberi peringatan kepada Bani Israel tentang apa yang akan terjadi atas mereka.[12] Nabi-nabi ini adalah orang-orang yang bijaksana dan hamper semuanya terdiri dari orang-orang miskin yang datang dari bukit Yudea.
Menurut Al-Qur’an semua nabi Israel adalah manusia pilihan yang berbudi pekerti mulia,dengan demikian jika diteliti maka yang tergolong nabi-nabi Yahudi ialah Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Musa, Harun, Daud dan Sulaeman. Akan tetapi, orang Yahudi sendiri berkeyakinan bahwa mereka memiliki nabi yang jumlahnya sangat banyak, meskipun nabi itu tidak semuanya pantas disebut nabi sebagaimana yang dikatakan Ahmad Syalabi.[13] Kebanyakan mereka terdiri dari tukang tenung yang berusaha untuk membaca hati manusia agar mendapat upah.
Bebarapa nabi yang dianggap nabi sejati oleh orang Yahudi adalah Isaiyah (Yesay), Yeremia, Ezekil dan Daniel, Amos, Obaya, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya dan Malekhi, Hagai, Zakaria, Elia, Natan dan Debora, sangking banyaknya merekapun menggolongkan nabi-nabi tersebut menjadi beberapa bagian; nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang kemudian, atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil.

Ø  Kitab Suci Agama Yahudi
Kitab suci agama Yahudi diakui juga sebagai bagian dari kitab suci agama Kristen dengan nama Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu kitab suci dengan nama Bibel, yang didominasi dengan 75% Perjanjian Lama.
Menurut Encyclopedia Britannica, meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat Ibrani, namun suatu kekeliruan jika mengira bahwa Yahudi berdasarkan Perjanjian Lama. Sebenarnya, Yahudi kontemporer berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi pada abad I Masehi (era Palestina dan Babilonia). Oleh karena itu, penganut agama Yahudi meyakini bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa dua kitab suci. Berikut kitab suci yang menjadi pedoman pengiku agama Yahudi:

1.      Taurat Tertulis
Nama lain dari Taurat tertulis ialah Taurat, Torah, Tanakh atau orang Kristen biasa menyebutnya dengan Perjanjian Lama (The Old Testament) dan bagi Yahudi ialah Bibel (Jewish Bibel). Mereka percaya bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang didiktekan kepada Nabi Musa, lalu ia menuliskannya dalam dua lempeng batu, yang mana kejadiannya saat Musa menemui Allah di bukit Sinai selama 40 hari 40 malam.
Adapun isi Tanakh itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.      Taurat
Taurat memiliki arti hukum atau pengajaran, dalam pengertian lebih sempit Taurat menunjuk pada lima kitab Musa, yaitu Genesis (kejadian), Eksodus (keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (bilangan) dan Deuteronomy (ulangan).
b.      Kitab Para Nabi (Nevi’im)
Dalam agama Yahudi , ada delapan kitab yang diberi nama sesuai para nama para nabi, diantaranya Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, serta Raja-raja I dan II. Umat Yahudi  sangat meyakini adanya banyak nabi. Adapun nabi-nabi mereka ialah orang-orang miskin yang datang dari Yudea, adapun keterangan lebih lanjut mengenai nabi-nabi mereka telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
c.       Sastra (Kethuvim)
Kitan sastra merupakan bagian terakhir dari Tanakh, kitab ini dianggap kurang bernilai dibanding dua kitab sebelumnya. Akan tetapi, didalam kitab ini berisi mazmur yang selalu digunakan untuk beribadah di Sinagoga.
Kitab ini berisikan,Tehillim (Psalms), Mishlei (Proverbs), Iyov (Job), Shir Ha-shirim (Song of Songs), Ruth, Eikhah, Qoheleth, Esther, Daniel, Ezra & Nechemiyah, dan Divrei Ha-Yamim.
2.      Taurat Lisan
Kitab kedua yang diyakini oleh penganut Yahudi ialah Taurat Lisan (Talmud), yang mana dapat diartikan sebagai ajaran atau pengetahuan. Setengah pertengahan abad ke-2 Masehi, Talmud ditetapkan sebagai kitab yang berisi hukum-hukum syari’at kaum Yahudi.[14]  Talmud sendiri terdiri dari dua komponen, yaitu:
a.      Mishnah
Mishnah merupakan versi utama karena ditransmisikan secara turun temurun, secara lisan dari nabi Musa ke Yosua, lalu kepada para tua, para nabi, sampai generasi great assembly yang dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad ke-2 M.
Seperti dinyatakan oleh orang-orang Yahudi, kitab Mishnah berasal dari Musa, dan diturunkan hingga 40 generasi sampai Judah hanasi sekitar tahun 190-250 SM. Secara hukum, bangsa Yahudi tidak dibenarkan menuliskan (membukukan) ajaran tersebut, selama kuil mereka masih berdiri sebagai markas besar Yahudi. Mishnah terdiri atas enam bagian yang disebut sedarim (orders), yang berarti undang-undang yang bersifat perintah, dan masing-masing sedarim terdiri atas beberapa masekhtot (tracates). Jumlah keseluruhan terdapat 63 masekhtot. Berikut 6 pembahasan singkat sedarim yang terdapat dalam kitab Mishnah:
1.      Zeraim, berisi pembahasan mengenai masalah pertanian yang terdiri atas 11 bab atau traktat.
2.      Moed, meliputi masalah lebaran dan puasa, terdiri atas 12 bab.
3.      Nashim (wanita), memuat undang-undang perkawinan, talak, serta nadzar dan yang bernadzar. Dalam bagian ini, terdapat 7 bab. Diantaranya, “abudah zarah” (mengabdi pada berhala).
4.      Nezekim (darurat), berisikan undang-undang perdata dan pidana, 10 bab.
5.    Kodashim (semua yang dikuduskan), tentang peraturan sembahyang dan penyembahan kepada Tuhan, 11 bab.
6.      Toharoth (menyucikan), peraturan tentang kesucian dan najis, 12 bab.  
b.      Gemara
Gemara memiliki arti “pelengkap” (completion). Bagian ini merupakan versi analisis atau pelengkap komplemen atau komentar terhadap Mishnah, karena baru muncul dengan versi yang berbeda-beda setelah generasi Great Assembly. Penulisan gemara diawali oleh dua orang putra Yudah Hanasi, yaitu Hakhom Gamaliel dan Hakhom Simeon. Kitab ini kemudian disusun kembali oleh Hakhom Ashi disebuah kota dekat sungai Eufrat, Sura, dari tahun 365-425 M.
Kitab Gemara baru terselesaikan penulisannya oleh Hakhom Akino (Labina). Penutup kitab ini ditulis oleh Hakhom Jose, yang pada akhir hayatnya mendapat gelar dari bangsa Yahudi sebagai pemberi perintah, sekitar tahun 498 M. tokoh-tokoh agama yahudi ayng mengikuti jejak Hakhom Jose ini diberi gelar pencetus ide, dan dianggap sebagai sumber hukum dari karya sebelumnya. Mereka jugalah yang kemudian menurunkan para tokoh agama Yahudi kenamaan. Sesudah masa ini, lahirlah masa para Hakhom biasa yang sekarang disebut sebagai Rabbi.
Ada dua versi Talmud akibat perbedaan isi Gemara dari masing-masing keduanya. Pertama, Talmud Yerusalem, yang dikodifikasi pada abad ke-3 M. versi ini berisi rekaman diskusi para tokoh agama (Hakhom) yang ada di Palestina, khususnya para tokoh agama jebolan Thabariyah, saat mereka menafsirkan nash-nash kitab Mishnah.
Kedua, Talmud Babilonia yang dikodifikasi pada abad ke-5 M. versi hasil rekaman penafsiran Mishnah oleh para tokoh agama Yahudi di Babilonia, pemyusunannya selesai sekitar tahun 500 M.
Kumpulan Mishnah dan Gemara itulah yang disebut Talmud. Selain itu, masih terdapat pula kitab mirip dengan Talmud, yaitu kitab Midrash. Kitab ini berisi dongeng-dongeng dan hukum yang diciptakanoleh para Hakhom setelah penyusunan Talmud. Karena khawatir dongeng dan hukum yang diciptakan para Hakhom itu tercecer dan hilang, merekapun membukukannya dalam kitab Midrash ini. Padahal, mengabadikan Talmud membutuhkan waktu lebih dari 1000 tahun. Diantara dongeng yang terdapat di dalam kitab Midrash ialah kisah ketidakmampuan Musa berbicara dengan baik karena sewaktu bayi pernah memakan batu yang membara. Di kitab ini, jika dikisahkan tentang Ibrahim yang menentang berhala-berhala buatan ayahnya sehingga ia menghancurkan semua berhala tersebut, kecuali yang paling besar.
Selain beberapa kitab tersebut, masih ada sebuah kitab lainnya sejenis Mishnah yaitu Braitha. Kitab ini berisikan ajaran para tokoh agama Tanna’im yang hidup sesudah masa Yudah Hanasi. Untuk membedakan kitab Mishnah karya Yudah Hanasi dengan Braitha, karya Yudah Hanasi diberi nama Mathnithan (Our Mishnah).

Ø  Mistik Agama Yahudi
Agama Yahudi memiliki dua unsur mistik yaitu, Perjanjian Lama (Taurat) dan unsur-unsur filsafat Yunani (aliran Alexandria dan aliran Palestina). Yang pertama bercorak Yunani dan yang kedua hanya berbau Taurat dan Talmud. Tokoh utama mistik aliran Alexandria adalah Philo, ia menggabungkan ide Plato dan Aristoteles denagn ajaran ketuhananYahudi. Sedangkan mistik aliran Palestina menjadikan ayat-ayat kitab suci, baik Taurat ataupun Talmud sebagai dasarnya.
Selain kedua mistik diatas, masih terdapat mistik lain yaitu mistik spekulatif dan praktis. Mistik spekulatif lebih mengutamakan dunia spiritual serta hubungannya dengan dunia nyata ini. Mistik praktis atau juga disebut mistik cinta kasih lebih mengedepankan dunia gaib untuk memperoleh kekuatan melalui kejiwaan, meditasi, perenungan, sembahyang dan membayangkan misteri kesatuan Tuhan.
Mistik lain yang berkembang dikalangan umat Yahudi adalah mistik Markabah, Hechaloth, Hasidisme dan Kabbalah.

Ø  Sekte-sekte Agama Yahudi
Sebagaimana agama-agama lain, agama yahudi juga memiliki beberapa sekte yaitu:[15]

1.      Sekte Farisi (Ahli Taurat)
Farisi memiliki arti menyendiri atau berpecah. Mereka sendiri menamakan diri mereka sebagai “pendeta-pendeta agama atau saudara -saudara di jalan YaHoVah”, pengikutnya kebanyakan terdiri dari guru, pengkhotbah atau penyiar agama. Umumnya mereka hidup membujang, zuhud dalam biara. Mereka juga mempercayai akan adanya kiamat dan kebangkitan dalam kubur, akhirat dan malaikat.  
2.      Sekte Saduki (Penjaga Taurat)
Aliran ini lahir menjelang abad pertama sebelum Masehi berakhir, nama Saduki ada yang menisbatkan dengan nama seorang ketua agama yang agung pada masa Sulaeman. Adapula yang menisbatkannya dengan nama seorang penenung yang terkenal pada abad ke-3 SM. Salah satu ajarannya adalah meyakini bahwa akhirat tidak boleh ada (termasuk surge, neraka, dan pembalasan sesudah mati), menurut mereka seluruh pembalasan bagi manusia selesai di dunia ini. Mereka juga tidak menerima Talmud dan mensucikan Taurat secara keseluruhan.
3.      Sekte Eseni (Pemegang Kebenaran Radikal)
Kata eseni berasal dari Bahasa Aram (hasin) yang memiliki arti yang sama dengan kata Ibrani (Hasidim) yang berarti saleh. Pengikut sekte ini memiliki gaya hidup seperti Yohanes Pembaptis yang sangat menekankan kesucian pribadi, sehingga kebanyakan dari mereka lebih suka hidup mengisolasikan diri dari lingkungan.
Berbeda dengan sekte Saduki, sekte ini sangat taat terhadap Yahudi dan peraturan secara keras. Mereka mempercayai Taurat, Hukum Lisan, Malaikat, Kebangkitan, dan kehidupan yang kekal. Pengikut sekte Esseni kebanyakan bermukim di sisi Laut Mati (Qumran).
4.      Sekte Zealot
Sekte ini merupakan golongan fanatic yang amat sangat mempercayai kekuatan dari diri sendiri, tidak menyerahkan diri sepenuhnya kepada kekuasaan YeHoVah. Mereka sangat gemar politik, sehingga ada yang mengatakan bahwa mereka hanyalah perkumpulan politik yang ekstrim dikalangan Yahudi.
5.      Sekte Herodian
Dalam Mat. 22:16, disebutkan bahwa Sekte Herodian bertujuan membuat Israel merdeka dari penjajahan Romawi dan diperintah oleh seorang raja dari keluarga Herodes. Dalam pergerakannya, sekte ini bergabung dengan sekte Farisi perihal permasalahan tentang pembayaran pajak menunjukan persetujuan diantaranya. Meskipun banyak terlibat dalam permasalahan politik, sekte ini tidak seradikal sekte Zealot. Akan tetapi, sekte ini sangat menentang dan kerap menjadi musuh bagi Yesus saat melayani di Galilea dan Yerusalem.[16]
6.      Pembaca
Golongan yang paling kecil diantara aliran-aliran agama Yahudi. Sekte ini baru memperoleh pengikut bilamana Farisi dan Saduki sedang mengalami kemunduran. Para pengikutnya hanya menerima Taurat dan gigih melakukan jihad.[17]
7.      Penulis
Sekumpulan orang Yahudi yang bertugas menuliskan syari’at bagi siapa saja yang memerlukannya. Oleh karena itu disebut juga sebagai golongan juru tulis agama.[18]

Ø  Tempat Suci dan Ibadah Agama Yahudi
Umat Yahudi memiliki tiga tempat peribadatan yaitu:
1.      Bait Suci
Bait Allah (Bait Suci atau Kenish) merupakan pusat peribadatan bangsa Israel yang terletak di Bukit Bait Suci, Yerusalem. Tempat ini dibangun oleh Raja Solomo (Sulaiman) dan difungsikan untuk tempat beribadah sekaligus persembahan korban korbanot. Di Yerusalem sendiri terdapat dua tempat suci yaitu :
-          Bait Suci Salomo yang dibangun sekitar abad ke-10 SM (dihancurkan oleh bangsa Babel dibawah kepemimpinan Nebukadnezar pada tahun 586 SM)
-          Bait Suci yang dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel (536 SM-515 SM)[19]
2.      Sinagoga
Sinagoga dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah bagi pemeluk Yahudi yang tidak tinggal di Palestina. Sinagoge  (rumah ibadah orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih kecil dan didalamnya tidak terdapat tempat untuk pembakaran korban.[20]
3.      Tembok Ratapan
Tempat ini merupakan salah satu tempat sacral bagi umat Yahudi, dalam arti tertentu dapat berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di tempat ini pula mereka berkumpul untuk berdo’a sejak Bait Allah Kedua dihancurkan oleh Romawi (70 M). Tembok ini dibangun oleh Raja Herodes Agung (tahun 20 sebelum kelahiran Yesus Kristus), dalam Bahasa Ibrani disenut dengan HaKotel Ha’Ma’aravi yang berarti tembok sebelah barat.



BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah mengenai agama Yahudi kami buat, semoga bermanfa’at.



DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Sindung. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.
Taher, Tarmizi. Radikalisme Agama. Ciputat: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat,1998.
K. Hitti, Philip. History of The Arabs. NewYork: Palgrave Macmillan, 2002.
Hidayat, Komarudin. Agama Punya Seribu Nyawa. Jakarta Selatan: Noura Books, 2012.
Imron, Ali. Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia. Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.
Ali, Mukti. Agama-agama di Dunia. Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988.









[1] Komarudin Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa, (Jakarta Selatan: Noura Books, 2012), hal. 25-26
[2] Sindung Haryanto, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hal.21
[3] Tarmizi Taher, Radikalisme Agama, (Ciputat: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat,1998), hal. ix
[4] Namrud atau Nimrod (2275-1943 SM) adalah seorang raja pendiri kekaisaran pertama Mesopotamia setelah banjir besar Nabi Nuh.
[5] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia,  (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hal. 347
[6] Philip K. Hitti, History of The Arabs, (NewYork: Palgrave Macmillan, 2002), hal.49
[7] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 363
[8] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 376-377
[9] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 376-381
[10] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988), hal. 324-325
[11] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 329
[12] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 330
[13] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 331
[14] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 360
[15] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 371

[16] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 375
[17] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 338
[18] H.A, Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, hal. 338
[19] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hal. 384
[20] M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia, hlm. 385

Tidak ada komentar:

Posting Komentar